SIKAP SEORANG MUSLIM DALAM MENGHADAPI FITNAH KEHIDUPAN

‎السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
‎بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم

*SIKAP SEORANG MUSLIM DALAM MENGHADAPI FITNAH KEHIDUPAN.*

Tazkirah hari ini, sedikit perkongsian tentang bagaimana cara menghadapi fitnah dalam kehidupan.

Adapun sikap seorang muslim dalam menghadapi fitnah yang disyariatkan dalam ajaran Islam adalah sebagai berikut:

*1. Dengan menambahkan ilmu pengetahuan agama.*
Fitnah akhir zaman begitu dahsyatnya, maka seorang mukmin tidak akan mampu menghadapinya kecuali dengan kekuatan ilmu pengetahuan agama.

Ibnu Majah meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Umamah Al-bahili, dia berkata: Pada Suatu hari Rasulullah SAW berpesan kepada kami dan beliau banyak menceritakan perihal Dajjal dan mengingatkan kami, dan di antara perkataannya, beliau bersabda:

‎*إِنَّهُ لَمْ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ مُنْذُ ذَرَأَ اللَّهُ ذُرِّيَّةَ آدَمَ أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ*
"Sesungguhnya tidak ada fitnah di bumi sejak Allah SWT mengembangkan keturunan Adam yang lebih dahsyat dari fitnah Dajjal. (HR. Ibnu Majah).

*2. Memperbanyakkan berdoa kepada Allah SWT.*
Doa adalah senjata yang paling ampuh dalam menghadapi fitnah kehidupan. Seorang hamba diperintahkan untuk sentiasa bermohon kepada Rabbnya agar dipelihara dari fitnah kehidupan tersebut.

Di antara Doa yang diajarkan Rasulullah SAW agar diwafatkan sebelum kedatangan fitnah:

‎اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ وَإِذَا أَرَدْتَ بِعِبَادِكَ فِتْنَةً فَاقْبِضْنِي إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُونٍ.
"Ya Allah..sesungguhnya Aku bermohon kepadaMu agar dapat melakukan kebaikan-kebaikan dan meninggalkan kemungkaran-kemungkaran, agar aku mencintai orang-orang miskin,dan seandainya Engkau akan menurunkan pada hamba-hambaMu fitnah, maka cabutlah nyawaku dalam keadaan tidak terfitnah. (HR. Tirmizi dan Ahmad).

*3. Dengan membentengi diri dengan iman dan tauhid.*
Ketika Rasulullah SAW menjelaskan tentang fitnah Dajjal, beliau menyebutkan:
"Tertulis di antara dua matanya” ka-fa-ra (kafir) “ akan dapat dibaca oleh setiap orang beriman dari umatku. (HR. Ahmad).

Dalam hadis yang lain daripada Amr bin Ash disebutkan bahawasanya Rasulullah SAW bersabda: “Akan datang fitnah sehingga berkata seorang mukmin:” inilah fitnah yang membinasakanku, kemudian fitnah tersebut hilang…kemudian dia datang kembali sehingga berkata seorang mukmin: mungkin inilah..inilah” (yang membinasakanku). (HR.Muslim).

Jadi yang dapat menyelamatkan seseorang dari fitnah kehidupan adalah imannya yang sebenar.

*4. Dengan melaksanakan tugas dakwah para Nabi.*
Dalam hadis Abdullah bin Amr bin Ash, Rasulullah SAW bersabda:

‎إِنَّهُ لَمْ يَكُنْ نَبِيٌّ قَبْلِي إِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَيْهِ أَنْ يَدُلَّ أُمَّتَهُ عَلَى خَيْرِ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ وَيُنْذِرَهُمْ شَرَّ مَا يَعْلَمُهُ لَهُمْ.
“Sesungguhnya tidak pernah ada Nabi sebelumku kecuali wajib atasnya untuk memberitahukan umatnya atas segala kebaikan yang dia ketahui untuk mereka, dan memperingatkan mereka dengan segala keburukan yang dia ketahui untuk mereka,” (HR. Muslim).

Hadis ini menujukkan bahawa para Nabi diperintahkan untuk menunjukkan jalan kepada umatnya segala bentuk kebaikan yang wajib mereka lakukan dan mengajarkan mereka segala bentuk kejahatan untuk mereka jauhkan.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 129 :

‎رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Wahai Rabb kami utuslah ditengah-tengah mereka seorang Rasul dari mereka yang membacakan atas mereka ayat-ayatMu dan mengajarkan mereka al-kitab dan hikmah serta mensucikan mereka, sesungguhnya Engkau adalah Zat yang Maha perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS: Al-Baqarah:129).

Dalam ayat Allah SWT berfirman dalam surah Al-Jumu’ah ayat 2 :

‎هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Dan Dialah yang telah mengutus pada kaum ummiyyin(yang tidak dapat membaca) salah seorang Rasul dari mereka yang membacakan atas mereka ayat-ayatNya dan mensucikan mereka dan mengajarkan mereka alkitab dan hikmah walaupn sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. (QS: Al-Jumu’ah: 2).

*5. Dengan Menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar.*
Fitnah dan segala bentuk kejahatan tidak akan dapat diatasi kecuali dengan menjalankan tugas para Nabi iaitu dengan menjalankan amar ma’ruf dan nahi mungkar melalui proses ta’lim yang melahirkan tazkiyah nafs.

kemudian mengamalkan ilmu yang benar dalam proses tarbiyah. Hanya dengan tazkiyah dan tarbiah inilah umat akan selamat dari berbagai gelombang fitnah kehidupan.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anfal ayat 25 :

‎*وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً*
“Dan takutlah fitnah (bencana) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim di antara kalian sahaja secara khusus”. (QS.Al-Anfal:25).

Dalam sahih Bukahri, Rasulullah SAW bersabda: "Bahawasanya Rasulullah SAW masuk ke dalam rumahnya dalam keadaan ketakutan sambil berkata: Celakah bangsa Arab dengan kejelekan yang mendekat, telah terbuka dari benteng ya’juj dan ma’juj seperti ini-beliau mengisyratkan dengan jari ibu dan telunjuk yang dibulatkan- maka aku (Zainab) bertanya:”apakah kami akan dibinasakan sementara masih ada orang-orang yang soleh? Beliau menjawab: ya jika kejahatan bermaharajalela. (HR.Bukhari).

Allah berfirman dalam surah Huud ayat 116-117 :

‎فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ (116) وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ (117)
“Seandainya tidak ada dari umat-umat yang sebelum kalian orang-orang yang memiliki keutamaan(para ulama) yang melarang (umat)dari perbuatan kerosakan di bumi, kecuali sebahagian kecil saja yang kami selamatkan dari mereka, adapun orang-orang yang zalim maka mereka mengikuti segala kemewahan dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. Dan sesungguhnya Rabmu tidak akan membinasakan suatu negeri selama penduduknya sentiasa memperbaiki.” (QS. Huud: 116-117).

Imam muslim meriwayatkan dari jalur Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

‎*لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يُقَالَ فِي الْأَرْضِ اللَّهَ اللَّه .*
Tidak akan terjadi kiamat hingga kelak tidak ada lagi yang mengatakan: (takutlah pada) Allah (takutlah pada) Allah. (HR. Muslim, Tirmizi dan Ahmad).

*6. Sentiasa Istiqomah di atas sunnah Rasulullah SAW.*
Firman Allah SWT dalam surah An-Nur ayat 63 :

‎*فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ*
"Hendaklah khawatir orang-orang yang menyelisihi perintahnya(Nabi) kelak mereka akan ditimpa fitnah ataupun azab yang pedih". (QS: An-Nur: 63).

Berkata Imam Az-Zuhri:
‎*السنة سفينة نوح من ركبها نجا*
“Sunnah itu bagaikan bahtera Nuh, barang siapa yang menaikinya dia akan selamat”

Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman dalam surah Al-Anfal ayat 33:

‎*وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُون.*
"Dan Allah tidak akan mengazab mereka selama engkau ada pada mereka, dan Allah tidak akan mengazab mereka sementara mereka sentiasa bersistigfar. (QS. Al-Anfal :33).

*7. Dengan Memperbanyakkan amal soleh.*
Di antara sikap yang dapat menyelamatkan seorang muslim dari fitnah adalah dengan memperbanyakkan amalan soleh.

Rasulullah SAW bersabda: “Bersegeralah beramal sebelum munculnya fitnah yang datang bagaikan potongan-potongan malam yang gelap, seseorang dipagi harinya beriman dan dipetangnya telah menjadi kafir, atau petangnya masih beriman dan pagi harinya telah menjadi kafir, menjual agamanya dengan gemerlap dunia. (HR.Muslim).

*8. Dengan beruzlah (mengasingkan diri) dan menjauhkan diri dari timbulnya fitnah.*
Dalam keadaan fitnah akhir zaman yang banyak memakan korban dan menumpahkan darah, maka hendaklah seseorang berusaha untuk menjauhkan diri dari datangnya fitnah tersebut.

Tatkala Dajjal keluar, Nabi SAW mengajarkan umatnya agar beruzlah dan menjauhkan dari fitnah, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa mendengar kedatangan Dajjal maka hendaklah dia menjauh darinya, demi Allah sesungguhnya seseorang akan mendatanginya-sementara dia menganggap dirinya mukmin- akhirnya dia mengikutinya disebabkan berbagai syubuhat yang didatangkannya". (HR. Abu Daud).

Dalam hadis yang lain Rasulullah SAW bersabda: "Akan terjadi berbagai fitnah, maka seorang yang duduk dalam perkara itu(tidak ikut) lebih baik dari orang yang berdiri, dan yang berdiri lebih baik dari yang berjalan menyambutnyanya, dan yang berjalan masih lebih baik dari yang berlari padanya, barang siapa yang hanyut padanya akan terjebak, maka barang siapa yang dapat menghindar melarikan diri darinya hendaklah dia lakukan. (HR. Bukhari).

*9. Dengan Menjauhkan dari ajakan kesesatan.*
Da’i su’u (penganjur kesesatan) adalah para penaja kesesatan, yang membawa manusia kepada jalan ke neraka dengan hawa nafsu dan syahawat yang diperturunkan.

Mereka tidak pernah rasa jemu menawarkan bid’ah dan khurafat yang dikemas dengan berbagai bungkusan-bungkusan menarik yang akan menipu umat Islam itu sendiri.

Rasulullah SAW bersabda: Dari Hudzaifah bin Al-Yaman dia berkata: bersabda Rasulullah: akan muncul fitnah dan di atas pintu-pintunya ada para penyeru yang mengajak manusia ke neraka, jika engkau mati dalam keadaan menggigit batang pohon , akan lebih baik bagimu daripada mengikuti salah seorang dari mereka. (HR. Ibnu Majah).

*10. Kembali pada nasihat dan jejak para ulama.*
Ulama adalah ibarat pelita dikala manusia dalam berada dalam kegelapan kejahilan dan syubuhat. Barang siapa yang mengambil pelita ini nescaya akan dapat menerangi dirinya dalam menempuh perjalanan menuju negeri akhirat.

Sebaliknya yang menjauh dari mereka bagaikan si buta yang berjalan dalam kegelapan malam tanpa pemandu, di jalan yang berlubang dan berbatu, di kiri dan kanan ada jurang yang dalam siap menunggu untuk terjerumus di dalamnya.

Dari Bisyr bin Amru, dia berkata: Kami mengikuti Ibnu Mas’ud ketika dia keluar menuju Qadisiyah, kemudian dia masuk ke kebun menunaikan hajatnya, dia berwudhu dan mengusap di atas kasut nya, kemudian dia keluar sementara titisan air wudhu membasahi janggutnya. Kami berkata: berikanlah pada kami wasiat, sebab manusia telah terjebak dalam fitnah dan kami tidak tahu apakah boleh bertemu kembali denganmu atau tidak. Beliau berkata: bertakwalah pada Allah dan bersabarlah hingga orang-orang yang baik akan beristirahat(wafat) dari orang jahat atau manusia di istirahatkan dari mereka (dengan mematikan orang yang fasiq), dan hendaklah kalian mengkuti jama’ah sebab Allah tidak akan mengumpulkan ummat Muhammad di atas kesesatan.

Ibnu Qayyim ada menyebutkan: "Jika kami dalam keadaan takut yang sangat mencemaskan, dengan berbagai prasangka buruk dan dunia menjadi sempit, kami segera mendatangi beliau (IbnuTaimiyah) baru saja melihatnya dan mendengarkan perkataannya, seketika hilanglah segala beban dan derita yang kami rasakan".

*11. Dengan bertenang dan tidak tergesa-gesa dalam menghadapi fitnah tersebut.*
Fitnah yang datang terkadang bagaikan gelombang Tsunami yang menggulung, yang memporak-porandakan manusia, membuatkan mereka lari tunggang langgang dalam kebingungan dan kelam kabut.

Terkadang disebabkan kegopohan, akhirnya mereka tewas terinjak-injak, dilanggar kenderaan dan lain sebagainya.

Hajat hati nak Selamat, ternyata malah maut yang datang menjemputnya disebabkan sikap tergesa-gesa. Bagaikan orang yang dihanyutkan oleh arus akan berupaya menarik segala yang dapat dijadikan pegangan walaupun ranting dan rumputan ataupun sampah sarap sekalipun.

Orang yang bijak akan sentiasa berfikir jernih dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan tatkala fitnah melanda.

Pernah suatu ketika Rasulullah-shallalahu ‘alaihi wa salam- memberikan pujian kepada sahabat Al-Asyaj bin Alqais:
‎*” إن فيك خصلتين يحبهما الله، الحلم والأناة “.*
"Ada dua perkara yang dicintai Allah terdapat dalam, iaitu sifat lembut dan tenang". (HR. Abu Daud).

*12. Yakin akan datangnya pertolongan Allah SWT.*
Segala ujian datangnya daripada Allah SWT untuk menguji iman dan ketangguhan hati kita. Dengan ujian, darjat keimanan akan naik, ketundukan pada Allah SWt semakin kuat, dan harap akan pertolonganNya semakin menenteramkan hati.

Seorang mukmin sejati yakin Allah SWT pasti akan menolongnya, dan Allah tidak akan pernah mengingkari janji.

Allah berfirman:

‎*حَتَّى إِذَا اْسَتيئسَ الرسل وظنوا أنهم قد كذبوا جاءهم نصرنا فنجى من نشاء*
Tatkala para Rasul merasa berputus asa dan mereka menganggap mereka didustakan , maka datanglah pertolongan kami maka akan kami selamatkan siapa-siapa yang kami kehendaki.

Imam Bukhari meriwayatkan bahawa tatkala Khabbab mendatangi Nabi yang sedang bersandar di bawah naungan ka’bah, mengadukan perihal penderitaan yang mereka alami dari kaum musyrikin, maka Khabbab berkata:” wahai Rasulullah mengapa anda tidak segera mendoakan kemenangan untuk kami? Maka Rasulullah duduk dan wajahnya memerah, dan bersabda: "Sungguh orang sebelum kalian ada yang digaruk dengan sisir yang terbuat dari besi yang memisahkan dia dari kulit dan tulangnya, namun hal demikian tidak memalingkan dari agama Allah SWT, ada juga yang digergaji dari atas kepala hingga terbelah menjadi dua bahagian namun hal itu tidak juga dapat merubah keyakinan mereka, pasti Allah SWT akan sempurnakan agamanya ini hingga kelak para kafilah berjalan dari Shon’a ke Hadramaut tidak takut pada apapun kecuali pada Allah SWT dan tidak perlu takut serigala yang akan memangsa kambing-kambingnya. Tetapi kalian terlalu tergesa-gesa. (HR. Bukhari).

*13. Dengan berfikir jauh ke hadapan.*
Segala sikap dan kebijakan harus benar-benar dipikirkan dipertimbangkan agar tidak berakibat munculnya fitnah yang lebih besar lagi.

Berkata Abu Hurairah-radhiallahu ‘anhu: "Aku menghafaz dari Rasulullah dua kantong ilmu, adapun satu kantong kusebarkan (kepada manusia) adapun kantong lainnya, seandainya aku sebarkan nescaya akan terpotonglah urat leher ini”.

Berkata ulama: Abu Hurairah sengaja menyimpan sebahagian hadis agar tidak muncul fitnah (kerana takut salah memahaminya) apatah lagi setelah bersatunya kaum muslimin di bawah pimpinan khalifah Muawiyah

*14. Dengan memperbanyakkan sabar.*
Sabar adalah modal yang wajib dimiliki oleh setiap muslim ketika berhadapan dengan segala fitnah. An-Nu’man bin Basyir berkata:
‎*“إنه لم يبق من الدنيا إلا بلاء وفتن فأعدوا للبلاء صبراً ”*
"Sesungguhnya tidaklah tersisa di dunia ini kecuali bencana dan fitnah-fitnah, maka siapkanlah untuk menghadapinya dengan bermodalkan sabar”.

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya dibelakang kalian akan datang hari-hari yang penuh dengan ujian kesabaran, orang yang dapat bersabar di masa itu bagaikan seseorang yang memegang bara api, bagi orang yang beramal di saat itu mendapatkan ganjaran lima puluh kali, mereka bertanya: Wahai Rasulullah,apakah ganjaran lima puluh kali dari orang-orang sepeti mereka atau lima puluh kali ganjaran orang-orang seperti kami(para sahabat)? Nabi menjawab: lima puluh kali dari kalian.” (HR. Abu Daud).

*15. Dengan tabayyun (kaji selidik) dalam menerima sesuatu berita.*
Di Zaman fitnah, akan berkembang segala bentuk isu mahupun provokasi, maka wajib bagi setiap muslim untuk meneliti terlebih dahulu dalam menerima berita, dengan meneliti kebenarannya, melihat dari mana sumbernya, dan tidak tergesa-gesa dalam menyebarkannya sekalipun benar adanya, jika dikhwatirkan akan mendatangkan fitnah.

Allah SWT berfirman dalam surah al-Hujurat ayat 6:

‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS: al-Hujurat: 6).

Ya Allah peliharalah kami dari pada fitnah kehidupan yang akan menjerumuskan kami dari jalanMu. Kuatkanlah iman kami untuk menghadapinya. Aamiinn. Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!

Wallahu A'lam.

Panjang-panjangkan pada sahabat lain walau sepotong ayat walaupun hanya sekilas pandang….

Jazzakumullahu khairanjaza’..
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat.
Wassalam...

Comments

Popular posts from this blog

LELAKI BOLEH TAHU TENTANG PEREMPUAN

Thabat (constancy) dan Murunah (flexibility)

TAQARRUB & MURAQABAH