KELEBIHAN INSAN YANG MENGIKUTI SUNNAH RASULLULLAH SAW
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
*KELEBIHAN INSAN YANG MENGIKUTI SUNNAH RASULULLAH SAW .*
Satu kewajipan bagi setiap muslim untuk beramal dalam ajaran Islam ini, dengan mengikuti segala apa yang diperintahkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hasyr, ayat 7:
ْ وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT amat keras hukumannya. (QS. Al-Hasyr : 7).
Beragama yang baik dan benar bukanlah dengan dasar mengikuti amal perbuatan kebanyakan orang, bukan pula dengan mengikuti semangat yang berkobar-kobar semata atau kerana kagum dengan tokoh tertentu.
Akan tetapi menjalankan agama secara baik dan benar haruslah selaras dengan landasan keikhlasan kepada Allah SWT dan amaliahnya (praktiknya) mengikuti apa yang telah dituntunkan oleh rasulNya.
Allah SWT berfirman dala Surah Al-Ahzab, ayat 21:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri tauladan yang baik bagi kalian (iaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah SWT dan (kedatangan) hari akhir dan dia banyak menyebut Allah SWT.” (Al Ahzab: 21)
Penampilan seseorang dalam beragama hendaknya diukur sejauh mana dirinya menerapkan amal soleh yang didasari keikhlasan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Tanpa dua prinsip dasar yang harus selalu beriringan ini, maka amaliah seseorang akan menjadi sia-sia. Ia akan mendapatkan kehampaan pahala dan terheret ke arah amaliah yang jauh dari kebenaran agama Islam itu sendiri.
Mengagungkan sunnah Rasulullah SAW merupakan perkara yang besar dan agung. Yang memerlukan bukti dan praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ahzab, ayat 36:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُّبِينًا
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah SWT dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah SWT dan RasulNya, maka sungguhlah ia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata. (QD. Al-Ahzab: 36)
Ayat di atas menunjukkan secara tegas bagaimana semestinya sikap seorang muslim menempatkan Sunnah Rasulullah SAW sebagai sesuatu yang wajib untuk mengambilnya yang tidak ada tawar-menawar lagi.
Kemudian menjadikan sunnah Rasulullah SAW tersebut sebagai pedoman dalam melangkah dan melakukan ketaatan kepada Allah SWT. Dengan menjadikan Rasulullah SAW sebagai penjelas Al-Qur’an bukan sekedar menyampaikan atau membacakannya secara lafdziyah sahaja.
Demikian pula Rasulullah SAW bersabda: “Saya mewasiatkan bagi kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat kepada pimpinan, walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak/hamba. Kerana sesungguhnya barangsiapa yang hidup sepeninggalku ia akan melihat perbezaan yang banyak, maka di saat seperti itu wajib atas kalian bepegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah para Al Khulafa’ Ar Rasyidin. Gigitlah dengan gigi-gigi geraham kalian! Jauhilah perkara-perkara yang baru (bid’ah) kerana sesungguhnya semua bid’ah itu sesat! (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi).
Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW dan berupaya untuk sentiasa mentaati dengan ikhlas serta menjadikannya sebagai suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari.
Sungguh ia akan mendapatkan banyak keutamaan yang dijanjikan oleh Allah SWT dan RasulNya bagi manusia mentaatinya, di antaranya adalah:
*1. Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW Merupakan Sebab Diterimanya Suatu Amal ibadah.*
Telah kita ketahui bersama bahawa dua prinsip dasar yang harus selalu beriringan dalam melandasi suatu amal agar diterima oleh Allah SWT adalah keikhlasan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
Sebaliknya, apabila hilang salah satu dari keduanya, maka amalan itu tidak akan diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala, dan hendaknya kita khuwatir suatu amal soleh yang kita kerjakan akan ditolak atau tidak diterima oleh Allah SWT.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak pernah kami tuntunkan, maka amalan tersebut tertolak)
Dari hadis di atas dapat diambil kesimpulan bahawa salah satu keutamaan terbesar dalam Ittiba’us Sunnah (mengikuti Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) adalah diterimanya suatu amalan.
Al Imam Ibnu Qudamah rahimahullah berkata: “Dalam mengikuti Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terdapat keberkahan dalam mengikuti syari’at, meraih keredhaan Allah subhanahu wa ta’ala, meninggikan darjat, mententramkan hati, menenangkan badan, membuat marah syaitan, dan berjalan di atas jalan yang lurus.”(Dharuratul Ihtimam, hal. 43)
*2. Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW akan Menghasilkan Perpaduan di kalangan Kaum Muslimin.*
Allah SWT berfirman dalam Surah Ali-'Imran, ayat 103:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا.َ
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah SWT, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu kerana nikmat Allah SWT, orang-orang yang bersaudara (QS. Ali 'Imran :10).
Al Imam Al Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah ada berkata: “Allah SWT telah memerintahkan kepada mereka (umat Islam) untuk bersatu dan melarang mereka dari perpecahan dengan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. ” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/367)
Al Imam Al Qurthubi rahimahullah ketika menjelaskan ayat 103 surah Ali-'Imran di atas menyatakan bahawa Allah SWT mewajibkan kepada kita agar berpegang teguh dengan kitabNya (Al Qur’an) dan sunnah NabiNya, serta merujuk kepada keduanya di saat terjadi perselisihan. (Lihat Tafsir Al Qurthubi, 4/105).
*3. Pahala Yang Besar Bagi Orang Yang Berpegang Teguh Dengan Sunnah Rasulullah SAW.*
Diriwayatkan Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bersabda yang ertinya: “Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari kesabaran, kesabaran di hari itu seperti menggenggam bara api, bagi yang beramal (dengan Sunnah Nabi) pada saat itu akan mendapatkan pahala lima puluh.” Ada seseorang yang bertanya: “Lima puluh dari mereka, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Pahala lima puluh dari kalian.” (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi).
*4. Akan diberikan Istiqomah dan Hidayah Bagi Orang Yang Berpegang Teguh dengan Sunnah Rasulullah SAW.*
Selama mana seseorang berada di atas Sunnah Rasulullah SAW, maka ia akan tetap berada di atas jalan istiqamah. Sebaliknya, jika tidak demikian, bererti ia telah menyimpang dari jalan yang lurus.
Sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Abdullah bin Umar RA yang bermaksud: “Manusia akan sentiasa berada di atas jalan yang lurus selama mereka mengikuti jejak Nabi SAW". (HR. Al-Baihaqi).
Sahabat ‘Urwah RA berkata: “Mengikuti sunnah-sunnah Nabi adalah tonggak dalam menegakkan agama". (HR. Al Baihaqi).
Oleh kerana itu, Allah SWT berfirman (ertinya): “Dan jika kalian mentaatinya nescaya kalian akan mendapatkan hidayah)
Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di berkata: “Jika kalian mentaati Rasulullah SAW nescaya kalian akan mendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus, baik ucapan mahu pun perbuatan. Dan tidak ada jalan untuk mendapatkan hidayah melainkan dengan mentaatinya, dan tanpa (mentaatinya) tidak mungkin (akan mendapatkan hidayah) bahkan mustahil.” (Tafsir As Sa’di, hal. 521)
*5. Mendapatkan Cinta dari Allah SWT dan akan masuk ke dalam syurgaNya.*
Bahawasanya cinta Allah SWT akan diperolehi dengan mengikuti dan mentaati Rasulullah SAW.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Ali-'Imran, ayat 33:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
"Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika kalian mencintai Allah SWT, ikutilah aku, nescaya Allah SWT mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali-'Imran : 31).
Rasulullah SAW bersabda: “Setiap umatku akan masuk Al-Jannah (syurga) kecuali orang yang enggan.” Para shahabat bertanya: “Siapakah orang yang enggan itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Barangsiapa yang mentaatiku, ia akan masuk Al Jannah dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka sungguh ia telah enggan (HR. Al-Bukhari).
Semoga Allah SWT menolong kita untuk sentiasa mempelajari ilmu agama Islam ini yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman para sahabat nabi radhiyallahu ‘anhum di bawah bimbingan ulama` pewaris Nabi.
Ya Allah berikan kami kekuatan serta istiqamah dalam menjalankan sunnah Rasulullah SAW agar tercapai kemuliaan hidup kami yang hakiki di dunia mahu pun akhirat. Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!
Wallahu A'lam.
Panjang-panjangkan pada sahabat lain walau sepotong ayat walaupun hanya sekilas pandang….
Jazzakumullahu khairanjaza’..
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat.
Wassalam...
Comments
Post a Comment