APA YANG KITA UCAPKAN JIKA SAUDARA KITA MENGUCAPKAN, "JAZAKAALLAAHU KHAIRAN"?

APA YANG KITA UCAPKAN JIKA SAUDARA KITA MENGUCAPKAN, "JAZAKAALLAAHU KHAIRAN"?

✍Diterjemahkan oleh Abu Karimah Askari bin Jamal حفظه الله

💐Ini adalah beberapa fatwa yang bermanfaat dari Al-Allamah Asy-Syaikh Al-Muhaddits Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullah Ta’ala, menjawab beberapa pertanyaan setelah Beliau menjelaskan hadits Usamah bin Zaid radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

من صُنِعَ إليه مَعْرُوفٌ فقال لِفَاعِلِهِ جَزَاكَ الله خَيْرًا فَقَدْ أَبْلَغَ في الثَّنَاءِ

“Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan : Jazaakallahu khairan (Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.”

(HR.At-Tirmidzi (2035), An-Nasaai dalam Al-kubra (6/53), Al-Maqdisi dalam Al-mukhtarah: 4/1321, Ibnu Hibban: 3413, Al-Bazzar dalam musnadnya:7/54. Hadits ini dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi)

🍃Berikut ini fatwa Al-Allamah Abdul Muhsin hafizhahullah, semuga bermanfaat.

1⃣Pertanyaan 1:

Sebagian ikhwan ada yang menambah pada ucapannya dengan mengatakan,

 (جزاك الله خيرا وزوجك بكرا) 

“jazakallaahh khairan wa zawwajaka bikran”(semoga Allah membalasmu dengan kebaikan dan menikahkanmu dengan seorang perawan)

dan yang semisalnya. Bukankah tambahan ini merupakan penambahan dari sabda Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam, dimana beliau mengatakan “sungguh dia telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya?

Beliau menjawab:

☘Tidak perlu (penambahan) do'a seperti ini, sebab boleh jadi (orang yang dido'akan) tidak menginginkan do’a yang disebut ini. Boleh jadi orang yang dido’akan  do’a ini tidak menghendakinya.

🍁Seseorang mendoakan kebaikan, dan setiap kebaikan sudah mencakup dalam keumuman doa ini. Namun jika seseorang menyebutkan do’a ini, bukan berarti bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang untuk menambah dari do’a tersebut.

🍂Namun beliau hanya mengabarkan bahwa ucapan ini telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya. Namun seandainya jika dia mendo'akan dan berkata:

(جزاك الله خيرا وبارك الله فيك وعوضك خيرا)

“Jazakallahu khairan wabarakallahu fiik wa ‘awwadhaka khairan” (semoga Allah membalas kebaikanmu dan senantiasa memberkahimu dan menggantimu dengan kebaikan pula”)

Maka hal ini tidak mengapa.

Sebab Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak melarang adanya tambahan do’a. Namun tambahan do’a yang mungkin saja tidak pada tempatnya, boleh jadi yang dido’akan dengan do’a tersebut tidak menghendaki apa yang disebut dalam do’a itu.

2⃣Pertanyaan 2:

Ada sebagian orang berkata: "Ada sebagian pula yang menambah tatkala berdo’a dengan mengatakan :

 (جزاك الله ألف خير)

Jazaakallahu alfa khaer” (semoga Allah membalasmu dengan seribu kebaikan?"

✏️Beliau -hafidzahullah- menjawab:

“Demi Allah, kebaikan itu tidak ada batasnya, sedangkan kata seribu itu terbatas, sementara kebaikan tidak ada batasnya. Ini seperti ungkapan sebagian orang “beribu-ribu terima kasih”, seperti ungkapan mereka ini. Namun ungkapan yang disebutkan dalam hadits ini bersifat umum.”

3⃣Pertanyaan 3:

Apakah ada dalil bahwa ketika membalasnya dengan mengucapkan,
(وإياكم)
“wa iyyakum” (dan kepadamu juga) ?

Beliau menjawab:

“Tidak, ......seharusnya dia juga mengatakan ucapan yang sama,

 (وجزاكم الله خيرا) 

“WAJAZAKUMULLAAHU KHAIRAN'' (Dan semoga Allah membalasmu kebaikan pula),

yaitu dido'akan  sebagaimana dia berdo’a, meskipun perkataan seperti “wa iyyakum” sebagai athaf (mengikuti) ucapan “jazaakum”, yaitu ucapan “wa iyyakum” bermakna “sebagaimana kami mendapat kebaikan, juga kalian”,

Namun jika dia mengatakan,

أنتم جزاكم الله خيرا 

“Antum jazaakumullaahu khairan” dan menyebut do’a tersebut secara nash, tidak diragukan lagi bahwa hal ini lebih utama dan lebih afdhal.”

(Transkrip dari kaset: Durus Syarah Sunan At-Tirmidzi, oleh Al-Allamah Abdul Muhsin Al-Abbad hafidzahullah,kitab Al-Birr wa Ash-Shilah, nomor hadits: 222)._
••••

Comments

Popular posts from this blog

LELAKI BOLEH TAHU TENTANG PEREMPUAN

Thabat (constancy) dan Murunah (flexibility)

TAQARRUB & MURAQABAH