TANDA MANUSIA YANG TAKUT KEPADA ALLAH SWT.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
Isnin, 20 Rejab 1438H
*TANDA MANUSIA YANG TAKUT KEPADA ALLAH SWT.*
Salah satu sikap positif yang wajib kita miliki oleh setiap manusia adalah perasaan takut kepada Allah SWT. Takut kepada Allah SWT bermakna takut kepada murka, siksa dan azabNya baik di dunia maupun di akhirat nanti. Takut pada Allah juga bermakna takut kehilangan kepercayaan serta kecintaan Allah SWT kepada kita.
Ada banyak ayat yang membicarakan tentang takut kepada Allah SWT dan perintah Allah SWT kepada kita untuk memiliki sifat takut tersebut. Salah satu di antara ayat yang berkait dengan sifat takut tersebut adalah firman Allah SWT dalam Surah Al-Ahzab, ayat 39:
الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالَاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلَا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا اللَّهَ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ حَسِيبًا
"Orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah SWT, mereka yang takut kepadaNya dan mereka tidak merasa takut kepada seseorangpun selain kepada Allah SWT. Dan cukuplah Allah SWT sebagai pembuat perhitungan".
Takut kepada selain Allah SWT tidaklah boleh disamakan dengan memiliki rasa takut kepada Allah SWT, kerana takut kepada Allah SWT itu akan memperoleh keuntungan yang besar di dalam kehidupan seorang muslim. Di antara dalilnya adalah firman Allah dalam al-Qur'an Surah An-Nuur, ayat 52:
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُون
"Dan barang siapa yang taat kepada Allah SWT dan rasulNya dan takut kepada Allah SWT dan bertakwa kepadaNya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan".
Kata TAKUT dalam terminologi al-Qur’an dan hadis merupakan terjemahan dari kata taqwa (تقوي), dan khauf ( خوف), serta khasyah (خشية). Ketiga kalimat tersebut dapat merujuk pada makna yang sama iaitu takut kepadaNya
Secara garis besar, rasa takut itu dapat dicerminkan pada pelaksanaan perintah Allah serta menjauhi larangan-laranganNya. Pada penjelasan yang lebih detail, Syekh Nashr As-Samarqandy dalam Bustanul ‘Arifin berpendapat bahwa sifat takut pada Allah SWT itu menjadi hal yang sesungguhnya, jika telah terpenuhi tujuh (7) macam pertanda.
1. Lisan orang yang takut pada Allah SWT mendorongnya untuk tidak berucap kebohongan, menjelek-jelekkan orang lain, juga tidak berkata yang tiada berguna. Rasa takut justeru menyibukkannya untuk selalu ingat Allah SWT, membaca kitab suci serta membincang ilmu pengetahuan.
2. Orang yang takut kepada Allah SWT, perutnya tidak diisi kecuali dengan makanan dan minuman yang halal serta yang baik, juga yang tidak berlebihan.
3. Orang yang takut kepada Allah SWT, penglihatannya tidak digunakan untuk melihat hal yang yang tidak diperkenankan ataupun untuk melihat hal yang bersifat dosa dan maksiat kepada Allah SWT.
4. Orang yang takut kepada Allah SWT, tangannya tidak digunakan, melainkan pada hal-hal yang menuju ketaatan pada Allah SWT; dan terbebas dari perkara-perkara yang dilarang oleh Allah SWT.
5. Orang yang takut kepada Allah SWT, kedua kakinya tidak di dibawa, melainkan pada jalan kebaikan dan bukan sesuatu yang dilarang dan dimurkai oleh Allah SWT.
6. Orang yang takut kepada Allah SWT. Hatinya dijauhkan dari kecenderungan untuk bermusuhan, kebencian, serta kedengkian pada karib atau sahabat. Yang ada dalam hatinya adalah nasihat yang baik, dalamnya perasaan kasih sayang antara sesama manusia.
7. Orang yang takut kepada Allah SWT, kecenderungan untuk menjaga bentuk ketaatan. Maka ketaatannya itu benar-benar ditujukan hanya untuk Allah SWT semata-mata, bukan untuk mendapat pujian dan penghargaan manusia.
Rasulullah SAW pernah menasihatkan 3 hal yang dapat menyelamatkan manusia dalam hidup:
Pertama: hendaknya manusia itu bersikap seimbang dalam keadaan senang ataupun susah.
Kedua: sederhana dalam keadaan papa mahupun berkecukupan.
Ketiga: Takut pada Allah SWT dalam kesunyiaan mahupun di tengah-tengah keramaian; dihadapan orang banyak.
Al-Qur’an menyatakan bahawa rasa takut itu adalah syarat dan keteguhan keimanan seseorang. Barang siapa yang takutnya hanya kepada Allah SWT, maka ia tak akan ada ketakutan pada apa pun selainNya. Namun jika seseorang itu takutnya pada selainNya, maka ia akan diliputi takut pada apa pun dalam hidupnya.
Rasa takut itu akan membuat manusia selalu berusaha melakukan apa pun yang diredai Allah SWT, dan akhirnya ia pasrahkan sepenuhnya hanya kepada Allah SWT.
Allah SWT lah pelindung, penjaga yang sebenar-benarnya. Rasa takut membuat manusia pasrah pada apa pun ketentuanNya. Bukankah manusia itu mengimankan bahwa apa pun ketentuan dari Allah SWT adalah siraman kasih, kebijaksanaan dan keadilanNya? Barangkali bagi kita, hal yang telah ditentukan oleh Allah SWT itu kelihatan sebagai hal yang merugikan. Namun, tahukah kita, hikmah apakah yang ada di sebalik semuanya itu?
Wallahualam.
Panjang-panjangkan pada sahabat lain walau sepotong ayat walaupun hanya sekilas pandang….
Jazzakumullahu khairanjaza’..
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat.
Wassalam...
Comments
Post a Comment