HIKMAH ALLAH SWT MENJADIKAN ORANG KAYA DAN ORANG YANG MISKIN
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
Ahad, 17 Syaaban 1438H
*HIKMAH ALLAH SWT MENJADIKAN ORANG YANG KAYA DAN ORANG YANG MISKIN.*
Allah menjadikan dalam hidup manusia ada orang yang miskin dan kaya adalah perkara yang biasa kita jumpai di sekitar kita.
Bahawa setiap perkara yang ditakdirkan oleh Allah SWT di muka bumi ini, pastilah ada hikmah di sebaliknya, samada kita sedari atau tidak, yang kita ketahui atau tidak.
Semua perbuatan Allah SWT pasti indah dan terpuji. Tidak ada satupun dari perbuatanNya yang tercela dan buruk, dan semua takdirNya adalah baik, sempurna dan indah, walaupun peristiwa yang ditakdirkan olehNya (kejadian yang terjadi pada makhluk), ada yang buruk dan tercela.
Allah Ta’ala telah membagi rezeki di antara hamba-hambaNya, Dialah yang melapangkan rezeki sebahagian manusia dan menyempitkan rezeki sebahagian yang lain, hal itu dilakukan untuk suatu hikmah yang sempurna, yang berkonsekuensi pada pujian terhadapNya atas seluruh keputusanNya.
Allah Ta’ala berfirman dalqm surah an-Nahl ayat 71:
وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ
“Dan Allah melebihkan sebahagian kalian dari sebahagian yang lain dalam hal rezeki” (QS. An-Nahl: 71).
Juga firman Allah dalam surah Al-‘Ankabuut: ayat 62:
اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” ( QS. Al-‘Ankabuut: 62).
Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah menafsirkan firman Allah di dalam surat Al-‘Ankabuut ayat 62 di atas,
الحمد لله، الذي خلق العالم العلوي والسفلي، وقام بتدبيرهم ورزقهم، وبسط الرزق على من يشاء، وضيقه على من يشاء، حكمة منه، ولعلمه بما يصلح عباده وما ينبغي لهم
“Segala puji hanya bagi Allah, yang telah menciptakan alam atas dan bawah serta mengatur mereka dan memberi rezeki mereka, melapangkan rezeki bagi hamba yang Allah kehendaki dan menyempitkan rezeki hamba yang Allah kehendaki, hal itu merupakan kebijaksanaan dariNya dan sesuai dengan ilmuNya tentang apa yang bermanfaat dan yang layak bagi hamba-hambaNya” (Tafsir As-Sa’di, hal. 746 ).
Al-Allamah Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,
فمنهم الغني والفقير ، وهو العليم بما يصلح كلا منهم ، ومن يستحق الغنى ممن يستحق الفقر
“Maka diantara mereka (makhluk) ada yang kaya dan ada pula yang miskin. Dan Dia (Allah) Maha Mengetahui tentang apa yang sepatut bagi masing-masing diantara mereka dan Maha Mengetahui siapa saja yang patut berstatus kaya dan siapa saja yang patut berstatus miskin” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/165).
Si miskin dan si kaya, keduanya sama saja di sisi Allah SWT, yang membezakan antara mereka adalah ketakwaan.
Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Hujuraat ayat13 :
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kalian” (QS. Al-Hujuraat:13).
Sesungguhnya ada 4 hikmah adanya si miskin dan si kaya dalam kehidupan diantaranya:
*1. Agar Manusia Mengetahui Allah SWT Adalah Zat Yang Maha Besar (Dengan Mentauhidkan Allah SWT Dengan Sifat RububiyahNya).*
Dengan adanya orang yang miskin dan yang kaya, maka seorang hamba terdorong menyakini dengan keyakinan kuat, bahwa hanya Allah lah Sang Pemilik alam semesta ini, dan Dia lah satu-satunya Dzat Yang Maha Esa dalam mematikan, menghidupkan, mentakdirkan, mengatur alam semesta ini, dan dalam seluruh makna-makna RububiyyahNya.
Rabbul ‘Alamin ‘Azza wa Jalla berfirman,
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam” (Al-Faatihah:2).
Disebabkan Allahlah satu-satunya Sang Pemilik alam semesta ini, maka Allahlah yang mengatur semuanya dan semuanya dibawah kehendakNya. Apa saja yang dikehendaki olehNya pasti terlaksana dan pasti kehendakNya itu baik dan sempurna.
Rabbul ‘Alamin ‘Azza wa Jalla berfirman,
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Dan kalian tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam” (QS. At-Takwiir: 29).
*2. Agar Orang Yang Miskin Menjadi Lebih Bersabar Dan Orang Kaya Menjadi Lebih Bersyukur.*
Allah telah menentukan pembahagian rezeki di antara hamba-hambaNya, lalu ada yang miskin ada pula yang kaya.
Adapun bagi orang yang ditakdirkan miskin, maka di antara hikmahnya, agar hamba yang miskin tersebut merasa sentiasa memerlukan Allah, sehingga muncullah berbagai macam bentuk peribadatan dari dirinya, baik ibadah yang lahir maupun yang batin, seperti banyak berdoa, senantiasa bertawakal, mengharap (raja`), dan mendekatkan diri kepadaNya dan ia pun berkesempatan meraih darjat orang-orang yang bersabar.
Demikian juga bagi orang yang kaya, ia akan mengetahui dan merasakan betapa besarnya nikmat Allah SWT atas dirinya. Sehingga akan terdorong untuk mensyukurinya, kerana ia sedar bahawa kekayaan itu adalah ujian, maka ia berusaha menjalani ujian itu dengan sebaik-baiknya, sehingga ia menjadi golongan orang-orang yang bersyukur kepada Allah SWT.
Jika demikian sikap keduanya (si miskin dan si kaya tersebut), maka sesungguhnya kekayaan dan kemiskinan itu sama saja bagi seorang muslim, iaitu sama-sama sebagai ujian dari Allah.
Asalkan seseorang sudah bersungguh-sungguh berusaha mengambil yang bermanfaat dalam hidupnya sesuai dengan ajaran Allah SWT. Yang membezakan diantara keduanya hanyalah ketakwaan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ
“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya (HR. Muslim).
Wahai saudaraku yang sedang ditakdirkan miskin, tidakkah Anda ingin menggapai janji Allah berikut ini,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” ( QS. Az-Zumar:10).
Wahai saudaraku yang sedang diuji dengan kekayaan, tidakkah Anda ingin mencontohi dalam mensikapi kekayaan, iaitu Nabi Sulaiman ‘alaihis salam.
Allah SWT berfirman yang dikisahkan dalam kisah berikut ini dalam surah An-Naml ayat 40:
قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
“Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencuba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmatNya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia” (QS. An-Naml:40).
*3. Untuk Kebaikan Manusia dalam Agama mereka di Dunia Dan Akhirat Mereka.*
Allah SWT membagi-bagi rezeki diantara para hambaNya agar tegaknya maslahat agama dan dunia mereka.
Kalau seandainya semua hambaNya kaya, tentu banyak di antara mereka yang akan bertindak melampaui batas dan sewenang-wenang, dengan melakukan kemaksiatan ataupun kekufuran.
Namun, jika semua hambaNya dijadikan miskin, akan banyak urusan yang terbengkalai, kerana banyak urusan umat ini yang memerlukan harta dalam jumlah yang banyak.
Nah, jika semua orang satu tingkatan dalam masalah rezeki, tentulah akan kesukaran bagi sebahagian orang untuk memanfaatkan sebagian orang yang lainnya.
Jika semua orang sama dalam hal rezeki, dimana akan didapatkan kasih sayang dari si kaya kepada si miskin? Bagaimana nampak amalan menyambung tali silaturahmi dengan harta?
Allah SWT berfirman dalqm surah Az-Zukhruf ayat 32 :
أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ ۚ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۚ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗ وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa darjat, agar sebagian mereka dapat memanfa’atkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS. Az-Zukhruf:32).
Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah menafsirkan firman Allah di atas,
أي: ليسخر بعضهم بعضا، في الأعمال والحرف والصنائع. فلو تساوى الناس في الغنى، ولم يحتج بعضهم إلى بعض، لتعطلت كثير من مصالحهم ومنافعهم.
“Maksudnya agar sebahagian mereka dapat memanfa’atkan sebahagian yang lain. Kalau seandainya manusia sama dalam kekayaan dan sebagian mereka tidak memerlukan sebahagian yang lain, tentu akan terhambat berbagai maslahat dan urusan mereka yang bermanfa’at” (Tafsir As-Sa’di, hal. 908).
Maka Allah SWT memerintahkan orang yang kaya untuk bersyukur dan berinfak dan memerintahkan orang yang miskin untuk bersabar serta mengharapkan kasih sayang dari Ar-Razzaaq. Oleh kerana itu wajib kita redha bahawa Allah SWT sebagai Rabb Yang mengatur kita,
Rasulullah bersabda:
رضيت بالله ربا و بالإسلام دينا و بمحمد صلى الله عليه و سلم نبيّا
“Aku redho Allah sebagai Rabbku, Islam sebagai agamaku, dan Muhammadصلى الله عليه و سلم sebagai nabiku (yang diutus oleh Allah)” (HR. Ahmad dan yang lainnya, dishahihkan oleh Imam Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi).
*4. Adanya perbezaan keadaan mengingatkan mereka akan kedudukan nanti di akhirat.*
Adanya perbezaan keadaan manusia dalam masalah rezeki di dunia, mengingatkan kepada manusia kepada perbezaan nasib mereka di Akhirat.
Di akhirat pun nasib mereka juga berbeza, bahkan perbezaannya lebih besar dan lebih ketara serta lebih lama.
Allah Ta’ala berfirma dalam surah Al-Israa': 21 ,
انْظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ وَلَلْآخِرَةُ أَكْبَرُ دَرَجَاتٍ وَأَكْبَرُ تَفْضِيلًا
“Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebahagian dari mereka atas sebahagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya” (QS. Al-Israa': 21).
Ya Allah jadikan kekurangan dalam hidup kami sebagai hamba yang banyak bersabar dan jadikan kelebihan hidup kami sebagai hamba yang bersyukur. Mudah-mudahan kami dapat mengambil hikmah apapun yang Engkau berikan kepada kami. Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!
Wallahu A'lam...
Panjang-panjangkan pada sahabat lain walau sepotong ayat walaupun hanya sekilas pandang….
Jazzakumullahu khairanjaza’..
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat.
Wassalam...
Comments
Post a Comment