BAGAIMANA MEMPEROLEH KETENANGAN JIWA
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْم
Rabu, 02 Jamadil Akhir 1438H
*BAGAIMANA MEMPEROLEH KETENANGAN JIWA.*
Ketenangan batin adalah sesuatu yang dicari oleh setiap umat manusia di zaman ini. Mereka akan berusaha mendapatkannya dengan berbagai cara; mengikuti beberapa latihan seperti meditasi, berzikir, mengikuti tarian darwisy, dan juga berkonsultasi dengan para psikiatri, mengasingkan diri (uzlah) dan lain sebagainya.
Untuk mencapai ketenangan yang penting sebenarnya adalah “bagaimana cara kita memperoleh ketenangan batin tersebut”.
Tazkirah hari ini, akan berkongsi sedikit dengan pembaca, bagaimana cara untuk meraih ketenangan jiwa seseorang.
Banyak cara untuk meraih ketenangan tersebut, namun hanya akan disebutkan sebahagian kecil daripadanya. Berikut beberapa point penting berkaitan bagaimana cara meraih ketenangan jiwa dalam hidup di antaranya:
*1. ZIKRULLAH (INGAT ALLAH).*
Faktor yang paling penting dalam meraih ketenangan jiwa seseorang dalam hidup adalah dengan mengingati Allah SWT. Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam al-Qur'an surah Ar Ra’d ayat 28:
*الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللهِ أَلاَبِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوب.ُ*
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Dalam satu riwayat hadith, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah segolongan orang mengingati Allah, melainkan para malaikat menghormati mereka, rahmat menyelubungi mereka, ketenangan turun kepada mereka dan Allah mengingati mereka bersama orang-orang yang ada di sisiNya.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)
*2. QANA’AH (BERPADA DENGAN APA YANG ADA).*
Salah satu sebab yang membuat hidup ini tidak tenteram adalah sebab kecintaan manusia kepada harta dan dunia. Orang yang terpedaya harta akan sentiasa merasa tidak cukup dengan apa yang dimilikinya.
Ketenteraman hidup sesungguhnya hanya dapat diraih melalui sikap kita terhadap harta dan dunia, sekecil dan sebesar apa pun harta yang dimilikinya. Sikap demikian dikenal dengan istilah qanaah, yang bererti merasakan kecukupan dan kepuasan atas harta dan dunia yang dimiliknya.
Kesederhanaan bukan penghalang baginya untuk bersabar dan kekayaan bukan penghalang baginya untuk bersyukur.
Rasulullah SAW. bersabda yang bermaksud: “Beruntunglah orang yang menyerahkan diri kepada Allah SWT, diberi rezeki yang sekadar mencukupinya dan diberi kepuasan oleh Allah terhadap apa yang diberikan kepadanya.” (HR. Muslim, Tirmidzi, Ahmad),
*3. MENGINGATI KEMATIAN.*
Salah satu faktor untuk mendapatkan ketenangan jiwa adalah dengan mengingati kematian. Syumaith bin Ajlan berkata: “Siapa yang menjadikan kematian pusat perhatiannya, maka dia tidak peduli terhadap kesempitan dunia dan kelapangannya.”
Shafiyah RA bercerita tentang seorang wanita tua yang suatu ketika mengadu kepada ‘Aisyah ra tentang kekerasan hatinya. “sering-seringlah mengingati maut,” kata Aisyah kepadanya, “Agar hatimu menjadi lembut.” Wanita itu mengerjakan hal yang disarankan Aisyah, dan ternyata hatinya menjadi lembut dan jiwanya menjadi tenang. Dia pun datang kepada Aisyah untuk mengucapkan terima kasih.
*4. RAJIN BEKERJA.*
Kerana tidak memiliki keutamaan dalam bekerja, kita mengerjakan yang seharusnya tidak mendesak dan tidak penting. Jangan sampai pekerjaan yang seharusnya kita kerjakan pada saat ini, kita hindari kerana malas mengerjakannya. Kelak, pekerjaan itu akan semakin menumpuk dan hal itu akan menggelisahkan jiwa. Seperti halnya bom waktu yang sewaktu-waktu akan meledak, apabila tidak segera ditangani maka akan menimbulkan kehancuran yang sangat parah.
Etika kerja seorang muslim adalah cara pandang yang diyakini bahawa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya, tetapi juga sebagai suatu ibadah dan amal soleh dan oleh kerana itu bekerja mempunyai nilai yang sangat luhur.
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Bahawasanya Allah itu cinta kepada seorang mukmin yang bekerja.” (HR. Thabrani dan Baihaqi)
Bekerja dalam pandangan agama Islam adalah sama dengan pernyataan syukur kepada Pencipta, bahkan bekerja adalah setara dengan berjuang fi sabilillah. (HR. Thabrani).
Bekerja keras dan tekun dapat menggugurkan dosa, sebagaimana sabda Nabi SAW yang bermaksud: “Barangsiapa yang di waktu petangnya merasakan keletihan kerana bekerja, berkarya dengan tangannya sendiri, maka di waktu petang itulah ia telah terampuni dosanya.” (HR. Thabrani dan Baihaqi)
*5. BERFIKIR POSITIF.*
Mengapa seseorang mudah stress? Salah satu faktornya adalah kerana ia selalu diliputi fikiran-fikiran negatif. Selalu mencela dan menyesali kekurangan diri. Padahal setiap diri manusia selalu diberi kelebihan.
Hal ini terjadi kerana kita kurang berkomunikasi dengan Allah SWT, sehingga apa yang terjadi, pemikiran yang kita gunakan berasal dari hawa nafsu kita sendiri. Orang yang semakin dekat dengan Allah SWT, jauh dari hatinya rasa takut dan kesedihan yang berlebihan. Allah SWT berfirman dalam al-Qur'an surah Yunus ayat 62-63:
أَلآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ اللهِ لاَخَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُونَ {62} الَّذِينَ ءَامَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُون{ 63َ}
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Iaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.”
*6. BERSIKAP JUJUR.*
Sikap jujur atau siddiq akan menjadikan manusia memiliki ketenangan jiwa yang maksimum. Kerana kejujuran merupakan pokok pangkal keberhasilan dalam kehidupan.
Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Biasakanlah berkata benar, kerana benar itu menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan itu menuntun ke syurga, dan orang itu selalu berkata benar, dan menjaga supaya tetap benar, sehingga dicatat di sisi Allah seorang yang benar. Dan berhati-hatilah dari dusta, kerana dusta menuntun ke dalam neraka, dan selalu seorang hamba berlaku curang sehingga tercatat disisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dusta adalah kegelapan yang akan menyelimuti hati sehingga membuat hati menjadi pekat. Sedangkan kejujuran adalah cahaya yang akan mendatangkan cahaya-cahaya lain untuk dapat mengarahkan diri kita pada jalan yang benar. Allah SWT berfirman dalam Surah Az Zumar ayat 60:
وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ تَرَى الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى اللهِ وُجُوهُهُم مُّسْوَدَّةٌ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْمُتَكَبِّرِينَ
“Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?”
*7. MEMPERBANYAKKAN SYUKUR DALAM HIDUP.*
Ketenangan jiwa akan diperolehi jika kita sentiasa bersyukur. Rasa syukur itu akan muncul bila kita sentiasa melihat orang-orang yang keadaannya lebih rendah dari kita, baik dalam hal kebendaan, kesihatan, rupa paras, pekerjaan dan pemikiran. Betapa banyak di dunia ini orang yang kurang beruntung. Rasa syukur itu selain mendatangkan ketenangan jiwa, juga pahala dari Allah.
Allah SWT berfirman dalam Surah Ibrahim, ayat 7:
*وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ*
"Dan (ingatlah) ketika Tuhan kamu memberitahu: "Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur nescaya Aku akan tambahi nikmatKu kepada kamu, dan demi sesungguhnya, jika kamu kufur ingkar sesungguhnya azabKu amatlah keras".
*8. BERSABAR DALAM MENJALANI KEHIDUPAN.*
Allah SWT telah menyebutkan kata-kata sabar dalam al-Qur'an pada sembilan puluh tempat, dan ditambah dengan keterangan tentang berbagai kebaikan dan darjat yang tinggi serta menjadikan kebaikan dan darjat ini sebagai hasil dari memiliki sifat sabar.
Allah Swt. berfirman dalam al-Qur'an dalam surah al-Baqarah ayat 155-157.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ {155} الَّذِينَ إِذَآ أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا للهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ {156} أُوْلآئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتُُ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُوْلآئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُون { 157َ}
“Dan sungguh akan Kami berikan cubaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Iaitu) Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun”. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Rasulullah Saw. bersabda, “Tidaklah seseorang diberi kurnia yang lebih baik dan lebih luas, selain dari kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Kesabaran dalam iman itu seperti kedudukan kepala dari jasad.” (HR. Dailamy)
Al-Hasan berkata, “Kesabaran itu salah satu dari berbagai harta simpanan yang baik. Allah tidak memberikannya kecuali seorang hamba yang mulia di sisiNya.”
Allah SWT berfirman dalam al-Qur'an surah Ali Imran ayat 120:
إِن تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةُُ تَسُؤْهُمْ وَإِن تُصِبْكُمْ سَيِّئَةُُ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِن تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لاَ يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطُُ
“Jika kamu memperolehi kebaikan, nescaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira kerananya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, nescaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.”
Salah satu tonggak kemenangan seorang muslim adalah kerana kesabaran yang ada dalam dadanya dalam menghadapi cabaran kehidupan.
*9. IKHLAS DALAM BERAMAL IBADAH.*
Amalan yang dilakukan dengan keikhlasan akan menjadikan manusia sebagai hamba yang merdeka. Dirinya hanya bergantung pada kekuatan yang tak terhingga, iaitu Allah SWT. Ikhlas bererti murni, sesuatu yang murni sangat berharga nilainya. Lawan dari ikhlas adalah syirik. Seorang musyrik membebankan pundaknya dengan menyembah kepada selainNya dan itu akan sangat menggelisahkannya. Allah SWT berfirman dalam al-Qur'an surah Surah Al-Bayyinah, ayat 5:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Dan mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah SWT dengan mengikhlaskan ibadat kepadaNya, lagi tetap teguh di atas tauhid; dan supaya mereka mendirikan sembahyang serta memberi zakat. Dan yang demikian itulah Agama yang benar".
Abu Sulaiman berkata, “Beruntunglah bagi orang yang mengayunkan satu langkah kaki secara benar, yang tidak menginginkannya kecuali kerana Allah SWT semata-mata.”
Ibnu Qudamah berkata: “Siapa yang boleh menjadikan sesaat saja dari umurnya, tulus ikhlas kerana mengharap Redha Allah SWT, maka dia telah selamat.”
*10. BANYAKKAN DIAM (JANGAN BANYAK BERCAKAP).*
Lidah kita memiliki banyak kecacatan, yakni dengan mengatakan hal-hal yang harus dirahsiakan. Lidah kita selalu terkunci pada saat kita harus bercakap dengan demikian kebajikan adalah keseimbangan antara bercakap dan diam, pada umumnya kebijaksanaan terletak dalam diam seseorang.
Bencana lidah amat banyak ragamnya, terasa manis di hati dan banyak puncanya yang berasal dari tabiat. Tidak ada cara yang dapat menyelamatkan dari bencana ini kecuali dengan diam.
Abu Darda berkata, “Aktifkanlah dua telingamu daripada mulutmu. Kerana engkau diberi dua telinga dan satu mulut, agar engkau lebih banyak mendengar daripada berbicara.”
Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Ilmu itu pada mulanya adalah diam, kemudian mendengarkan, lalu menghafalkan (mengingat), lantas mengamalkannya, dan terakhir menyiarkannya”.
Ya Allah berikanlah kepada kami jalan yang lurus iaitu jalan Islam yang Engkau redhai, tunjukkan jalan kepada kami untuk menempuhi jalan yang selamat di dunia dan akhirat. Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!!
Wallahu A'lam.
Panjang-panjangkan pada sahabat lain walau sepotong ayat walaupun hanya sekilas pandang….
Jazzakumullahu khairanjaza’..
Doakan istiqamah serta Sehat wal Afiat.
Wassalam...
Comments
Post a Comment